ASMA
Pengobatan asma haruslah disesuaikan dengan berat ringannya asma. Hal ini dikarenakan frekuensi dan beratnya
serangan asma bervariasi, ada yang ringan, sedang dan berat.
Pada serangan asma yang ringan, cukup diobati pada saat terjadi serangan saja,
tidak perlu pengobatan jangka panjang. Sedangkan pada serangan asma yang sedang
sampai berat perlu dikontrol dengan pengobatan jangka panjang untuk
mencegah terjadinya serangan berikutnya. Secara umum pengobatan asma dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan tanpa obat (terapi non farmakologi) dan dengan obat (terapi farmakologi).
Pengobatan
Penyakit Asma
Asma merupakan suatu penyakit radang
paru-paru kronis yang dapat mengakibatkan merapatnya dan menyempitnya
saluran udara sehingga penderita batuk-batuk dan sulit bernapas. Kurangnya
pengetahuan pasien dan masyarakat tentang asma dan mengangap Asma merupakan
penyakit yang tidak bisa disembuhkan, bersifat kronik dan cenderung
progresif. Juga tidak mengetahui cara atau tidak melaksanakan pencegahan dari
serangan asma di rumah.
Tujuan utama pengobatan asma adalah
meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup
normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Tujuan Pengobatan Asma
- Menghilangkan
dan mengendalikan gejala asma
- Mencegah
eksaserbasi akut
- Meningkatkan
dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin
- Mengupayakan
aktiviti normal termasuk exercise
- Menghindari
efek samping obat
- Mencegah
terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow limitation)
ireversibel
- Mencegah
kematian karena asma
Terapi Non Farmakologi
Terapi
non farmakologi adalah bentuk pengobatan dengan cara pendekatan, edukasi dan
pemahaman tentang penyakit asma. Edukasi kepada pasien/keluarga bertujuan
untuk:
- Meningkatkan
pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma
sendiri)
- Meningkatkan
keterampilan (kemampuan dalam penanganan asma sendiri/asma mandiri)
- Meningkatkan
kepuasan
- Meningkatkan
rasa percaya diri
- Meningkatkan
kepatuhan (compliance) dan penanganan mandiri
- Membantu
pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma (John Rees
dkk. 1998: 351).
Adapun yang lainnya yaitu :
Terapi Non Farmakologi pada
penderita asma ditujukan antara lain untuk :
- Memberikan
edukasi atau penjelasan kepada penderita atau yang merawat penderita
mengenai berbagai hal tentang asma, misalnya tentang terjadinya asma,
bagaimana mengenal pemicu asmanya dan mengenal tanda-tanda awal keparahan
- Mengenali
dan mengontrol faktor-faktor pemicu serangan asma
- Mengatur
kegiatan aktivitas fisik . Melakukan olah raga secara teratur , misalnya
senam asma untuk latihan pernafasan (Wells BG, 2006: 826-864).
Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi adalah pengobatan asma
dengan memberikan obat-obatan tertentu untuk meringankan, mencegah, mengurangi
atau mengobati rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyakit asma. Terapi
farmakologi untuk mengobati penyakit asma diantaranya adalah:
1. Simpatomimetik
Agonis bekerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan,
bersamaan dengan obat antiinflamasi, untuk kontrol jangka panjang terhadap
gejala yang timbul pada malam hari. Obat golongan ini juga dipergunakan untuk
mencegah bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik.
2. Xantin
Untuk menghilangkan gejala atau pencegahan asma bronkial dan
bronkospasme reversibel yang berkaitan dengan bronkhitis kronik dan emfisema,
yaitu :
- Aminofilin dapat diberikan
melalui intravena lambat atau diberikan dalam bentuk infus (biasanya dalam
100-200 mL) dekstrosa 5% atau injeksi Na Cl 0,9%. Kecepatan pemberian
jangan melebihi 25 mg/mL.
- Teofilin. Dosis yang
diberikan tergantung individu. Penyesuaian dosis berdasarkan respon klinik
dan perkembangan pada fungsi paru-paru
3.
Antikolinergik
- Ipratropium Bromida.
Digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan bronkodilator lain
(terutama beta adrenergik) sebagai bronkodilator dalam pengobatan
bronkospasmus yang berhubungan dengan penyakit paru-paru obstruktif
kronik, termasuk bronkhitis kronik dan emfisema. 2 inhalasi (36 mcg) empat
kali sehari. Pasien boleh menggunakan dosis tambahan tetapi tidak boleh
melebihi 12 inhalasi dalam sehari.
- Tiotropium Bromida.
Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan
dengan penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan
emfisema. Cara penggunaan kapsul dihirup, satu kali sehari dengan alat
inhalasi Handihaler.
4.
Kromolin Sodium dan Nedokromil
- Kromolin Natrium. Asma
bronchiale (inhalasi, larutan dan aerosol) : sebagaipengobatan profilaksis
pada asma bronkial. Kromolin diberikan teratur, harian pada pasien dengan
gejala berulang yang memerlukan pengobatan secara reguler. Larutan
nebulizer : dosis awal 20 mg diinhalasi 4 kali sehari dengan interval yang
teratur. Efektifitas terapi tergantung pada keteraturan penggunaan obat.
- Nedokromil Natrium. Digunakan
sebagai terapi pemeliharaan untuk pasien dewasa dan anak usia 6 tahun atau
lebih pada asma ringan sampai sedang. Dosis dan cara penggunaan : 2
inhalasi, empat kali sehari dengan interval yang teratur untuk mencapai
dosis 14 mg/hari.
5.
Kortikosteroid
Terapi pemeliharaan dan propilaksis asma, termasuk pasien yang
memerlukan kortikosteoid sistemik, pasien yang mendapatkan keuntungan dari
penggunaan dosis sistemik, terapi pemeliharaan asma dan terapi profilaksis pada
anak usia 12 bulan sampai 8 tahun. Yaitu: Beklometason, Budesonid,
Flutikason, Flunisolid, Mometason (Wells BG, 2006: 826-864).
Adapun yang lainnya yaitu :
Terapi Farmakologi (Dengan Obat)
Asma merupakan penyakit kronis, sehingga membutuhkan pengobatan yang
perlu dilakukan secara teratur untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Pada
prinsipnya tata cara pengobatan asma dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Pengobatan Asma Jangka pendek atau pengobatan cepat (quick relief medication)
dan Pengobatan Asma Jangka Panjang (long term medication).
1. Pengobatan Asma
Jangka Pendek (Quick Relief Medication)
Pengobatan ini ditujukan untuk mengatasi
serangan akut asma, yaitu diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat,
dan terus diberikan sampai serangan merendah,biasanya memakai obat-obatan yang
berkhasiat melebarkan saluran pernapasan yang menyempit. Tujuan pengobatannya
untuk mengatasi penyempitan jalan napas, mengatasi sembab selaput lendir jalan
napas, dan mengatasi produksi dahak yang berlebihan.
Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan
Asma Jangka Pendek, meliputi :
- Obat
untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat yang digunakan untuk mengatasi
penyempitan jalan nafas adalah golongan obat bronkodilator. Yang termasuk
golongan obat bronkodilator yaitu : golongan simpatomimetika (salbutamol,
terbutalin, prokaterol), golongan antikolinergik (ipratropium, deptropin dan
tiazinamium), golongan xantin (teofilin, aminofilin)
- Obat
untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat yang digunakan untuk mengatasi sembab
selaput lendir jalan nafas adalah golongan kortikosteroid oral (prednison,
deksametason).
- Obat
untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan.
Obat yang digunakan untuk mengatasi produksi
dahak yang berlebihan adalah obat golongan mukolitik (asetil sistein) dan
ekspektoran (ambroxol, bromheksin). Semua obat ini dapat mengurangi kekentalan
dahak, sehingga dahak mudah dikeluarkan.
2. Pengobatan Asma Jangka
Panjang (Long Term Medication)
- Pengobatan
Asma jangka Panjang bertujuan untuk mencegah terjadinya serangan asma.
Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang lama, bisa berbulan-bulan
sampai bertahun-tahun, dan harus diberikan secara teratur. Beberapa obat
yang digunakan untuk pengobatan jangka panjang antara lain inhalasi
steroid, kromolin dan golongan xantin. Obat lain yang diindikasikan untuk
pencegahan serangan asma adalah ketotifen (suatu anti alergi)
(John
Rees dkk. 1998: 351).
DAFTAR PUSTAKA
John Rees dkk. 1998. Petunjuk Penting Asma, Edisi III.
Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC
Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan. 2004. Asma.
Indonesia : PDPI
Wells BG. JT Dipiro,
TL Schwinghammer, CW.Hamilton. Pharmacoterapy
Handbook 6th ed International edition. Singapore : McGrawHill.
2006:826-848.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar